Komputer
tiba2 gak mau nyala, power suppy juga gak bekerja sama sekali.
Rusakkah power supplynya hingga berhenti mengalirkan listrik untuk
menghidupi komputer kita? belum tentu, bisa juga motherboard atau
prosesornya ya rusak. Nah untuk mengetahui power supply rusak atau
tidanya kita bisa mengetes dengan langkah2 berikut ini :
1. Untuk lebih amannya lepas semua kabel konektor power supply yang
terhubung pada motherboard atau hardware lainnya (hardisk, optical
drive, dll)
2. Lakukan pengetesan pada konektor 20 + 4 pin dengan menggunakan kawat
atau kabel, caranya hubungkan kawat atau kabel tadi pada konektor
yang tersambung warna hijau dan warna hitam.
3. Jika power supply hidup maka kerusakan pada motherboard/prosessor.
Jika power supply mati, maka beryukurlah yang rusak adalah power supply
nya yang harganya jauh lebih murah daripada motherboard/prosseror
Power
Supply Komputer merupakan sumber listrik utama yang menyediakan
tegangan + 12V, -12V, + 5V, -5V, dan sinyal POR (Power On Reset) untuk
mengaktifkan motherboard. Daya maksimal yang dapat di konsumsi oleh
power supply ini sekitar 200 watt dengan tegangan masuk sebesar 220 V
AC dari PLN. Dengan efisiensi yang sangat tinggi power supply ini
sekitar 200 watt dapat menyediakan tegangan sebesar + 5V dengan arus
sekitar 15 – 20 A untuk keperluan peralatan digital motherboard, disk
drive, hard disk, fan prosessor, CD-Rom Drive dan card-card yang
dimaksudkan pada slot motherboard.
Bila beban power supply berlebihan, maka komputer akan tidak jalan atau
bisa berjalan tetapi tidak normal terutama pada saat kelistrikan yang
di butuhkan meningkat sampai limit. Kerusakan yang sering terjadi ialah
akibat beban berlebihan, tegangan masuk yang tidak stabil, sistem
ground yang tidak baik, dan sebab-sebab lain. Gangguan paling fatal
untuk untuk power supply ialah bila tidak mengeluarkan tegangan sama
sekali, walaupun sudah di beri tegangan masuk sesuai dengan kebutuhan.
Cara praktis untuk memperbaiki power supply komputer dapat di lakukan
sebagai berikut :
[1]. Lepaskan kotak power supply dari cassing
agar memudahkan memeriksa rangkaian elektronik dan lepaskan seluruh
kabel dari alat-alat lain. Bukalah kotak power supply sambil memeriksa
fisik komponen elektronik, barangkali ada yang terbakar dapat diketahui.
[2]. Periksalah FUSE pada masukkan AC 220V dari sumber listrik luar,
lepaskan FUSE tersebut dari soketnya dan ukur hubungan kawat pengamannya
dengan ohm-meter pada posisi X1. Jarum ohm-meter harus menunjukkan
nilai sekitar 0 ohm, yang berarti FUSE tersebut masih baik. Jika
ohm-meter menunjukkan angka yang tak terhingga, berarti FUSE sudah
putus, harus diganti baru. Jangan melakukan sambungan kawat pada FUSE
yang sudah putus, karena batas arus lelehnya mungkin akan menjadi lebih
besar dan akan menyebabkan kerusakan bagian lain.
[3]. Jika FUSE baik atau sudah diganti baru tetapi masih juga tidak
dapat mengeluarkan tegangan DC, maka lanjutkan dengan memeriksa
transistor power switching 2SC3039 (dua buah) yang bertugas sebagai
kendali catu daya secara PWM. Lepaskan dua transisitor 2SC3039 tersebut
dari PCB dan lakukan pemeriksaan kondisi masing-masing dengan
multimeter. Bila salah satu transistor rusak untuk menggantinya
sebaiknya keduanya diganti dengan transistor baru, agar karakteristiknya
terjamin dan simetris, ketidakseimbangan karateristik dua transistor
ini menyebabkan gangguan stabilitas tegangan DC yang dikeluarkan power
supply.
[4]. Lepaskan diode brigde atau empat buah diode perata yang langsung
meratakan arus listrik AC pada bagian masukkan, periksalah kondisi diode
ini dengan multimeter. Kadang sering terjadi salah satu diode-nya
bocor atau hubungan singkat, sehingga arus listrik AC ikut masuk ke
rangkaian switching dan melumpuhkan power supply secara keseluruhan
transistor power akan ikut rusak, terbakar. Bahkan jika tingkat
kebocoran diode ini ini sangat besar, maka trafo switching akan
meleleh, kawatnya terkelupas, dan terhubung singkat, kerusakan ini yang
paling fatal.
[5]. Periksa juga transistor pembangkit pulsa “power on reset”, juga
kapasisitor dan resistor yang terdapat pada rangkaian basis transistor
tersebut. Jika rangkaian transistor ini bekerja dengan baik, maka
seluruh hasil regulasi tegangan DC akan di reset oleh pembangkit PWM dan
akibatnya power supply tidak mengeluarkan DC sama sekali. Gantilah
transistor baru jika dari pengetesan transistor POR ini ternyata rusak.
Begitu juga apabila kapasitor di test akan kering, nilainya berubah,
maka harus di ganti baru dengan nilai yang persis sama dengan
sebelumnya.
[6]. Karena Power Supply komputer umunya bekerja dengan temperatur yang
lebih tinggi dari suhu ruangan, maka ada kemungkinan karena panas yang
berlebihan menyebabkan solderan kaki-kaki komponen atau kabel-kabel ada
yang terlepas. Periksalah seluruh solderan pada PCB Power Supply,
lebih bagus lagi pastikan hubungannya di perbaiki dengan jalan di
solder ulang dengan timah yang lebih lunak (encer, flux 60/40).
Sehingga hubungan kabel atau kaki komponen yang mungkin longgar dapat
di jamin bersambung kembali dan umumnya power supply akan dapat bekerja
normal kembali.
[7]. Komponen aktif yang pengetesannya tidak dapat di lakukan dengan
multimeter adalah ICTL494 yang bertugas sebagai pembangkit PWM untuk
mengendalikan transistor power switching bekerja. IC ini hanya di test
dengan membandingkan terhadap IC yang normal pada power supply yang lain
yang sejenis. Pergunakan soket IC yang dicurigai rusak dengan IC
pembanding yang masih bagus.
[8]. Bila proses pemeriksaan dan pergantian komponen yang rusak sudah
dilakukan secara keseluruhan, maka cobalah power supply dihidupkan
dengan memasang beban berupa disk drine saja. Periksalah apakah kipasnya
berputar, ukur tegangan kabel yang berwarna kuning (+12), merah (+5),
biru (-5), biru (-12), orange (POR) terhadap kabel warna hitam
(ground). Bila parameter tegangan pada kabel-kabel tersebut sudah
benar, matikan power supply dan gantilah bebannya dengan motherboard
atau beban lengkap seperti semula, cobalah sekali lagi.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar